Nuzul Al-Quran Dan Bangkitnya Peradaban Mulia Manusia

Oleh Musyahidah Ibrahim
Perhitungan Jumlah hari puasa tepat ke 17 Ramadhan tahun 1441 H, Seluruh Umat Islam merayakannya malam turunnya al-Quran, yang melalui perantaraan malaikat jibril diberikan kepada Nabi Muhammad SAW., yang bertujuan untuk kebahagiaan umat manusia. (Ensiklopedi Hukum Islam, Edisi V), Namun sebelum Islam datang tidak salah kalau dikenal pada masa jahiliyah, bukan berarti jahil alias bodoh tidak tau menulis, membaca. Namun di balik semua itu kejahilannya karena manusia itu tidak memiliki harkat dan martabat artinya ketidak adanya per adaban manusia yang mengangkat dirinya yakni memanusiakannya dirinya sebagai manusia. Seperti kaum wanita pada waktu itu hanya sebagai pemuas nafsu laki-laki semata dijadikan sebagai boneka, bahkan dijadikan sebagai harta warisan yang dapat digilir sampai ada laki-laki yang mau memanfaatkannya.
Kehadiran Nabi Besar Muhammad SAW.,membawa suatu perubahan yang sangat luar biasa, nilai manusia memiliki nilai luhur yang tinggi karena manusia tersebut layak dihargai dan dihormati sesuai nilai kemanusiannya. kenapa tidak, karena manusia diciptakan oleh Allah SWT., yang paling sempurna, Sebagaimana terdapat Surah At-Thin ayat 4. Bahkan wanita pun mendapat tempat yang paling mulia di Sisi Allah Swt., karena adanya nama surah di antara surah yang lainnya adalah surah An-Nisa. Bahkan kalau kembali melihat proses ciptaan manusia itu sendiri dan harus mengakui, meyadari siapa sesungguhnya dirinya. Pengakuan diri asalnya dari setetes air lalu Allah merubahnya dengan bentuk yang lain tentunya menempatkan tempat yang kokoh yaitu rahim seorang ibu yang mengandung sembilan bulan lamanya. Prosesi itu menjadi kenyataan dan menjadi dasar kalau manusia itu sesungguhnya tidak ada jalan untuk menjadi sombong, angkuh, takabbur dan banyak lagi yang termasuk penyakit hati. Dan semua itu menjadi ladang pahala kalau manusia itu lansung kembalikan kepada sang Pencipta.
Sehubungan dengan itu, masa pandemic Covid-19 ini, kiranya manusia setiap saat melakukan perhitungan , artinya sebuah upaya untuk melakukan evaluasi diri terhadap setiap kebaikan-kebaikan dan bahkan setiap keburukan muncul terhadap sesama. , ibaratnya bangkitnya suatu peradaban mulia manusia yang menumbuhkan kembali semangat Islam, adanya gerakan (harakah) mendorong mereka mencari sebab kejatuhan dan kehinaan yang menimpanya. Sehingga mereka berusaha melakukan hal-hal yang positif. Lalu ukuran apakah yang bisa digunakan untuk menilai seseorang mulia disisi Allah Swt., Jawabannya satu yaitu ketaqwaan. Sebagai firman Allah yang artinya sesungguhnya orang paling mulia diantara kamu adalah orang yang paling taqwa di antara kamu, sesungguhnya Allah Maha mengetahui dan Maha mengenal. ( Q.S. al-Hujrat (49): 13).
Dengan pedoman wahyu tersebut, dapat di maknai pula bahwa orang yang bertaqwa adalah mendirikan shalat, artinya mendirikan shalat memelihara atau menjaga shalat dalam arti tidak melalaikannya seperti shalat dikerjakannya tepat pada waktu, tidak menunda-nunda apalagi memperkuat shalat malam bangun pada saat orang disekelilingnya terlelap dalam tidurnya serta membaca al-Quran, berzikir, memanjatkan doa dan memohon ampun kepada Allah Swt.,Ketaatan semacam ini dipahami lewat baginda Rasulullah Saw., dengan menilik kembali dalam memperingati nuzul al-Qur’an, sosok manusia pilihan Allah yang begitu mulia dan maha agung, bahkan boleh jadi bahwa para nabi-nabi Allah memiliki predikat yang maha tinggi yang diperolah melalui cobaan-cobaan atau ujian yang maha dahsyat, mislanya nabi Nuh AS., berdakwah kepada kaumnya dan tidak ada yang beriman kecuali sedikit sekali dan nabi Nuh berdoa agar semua orang kafir tersebut dimusnahkan seluruh di muka bumi ini. QS. Nuh (26) : 27. Selanjutnya nabi Sulaiman As. Berdoa dan memohon meminta diberi kerajaan.Q.S. Shad ;38. Sedang nabi Ayyub AS. Menghadapi isterinya (Nusyuz) maka beliau bersumpah akan memukulnya 100 kali, kemudian Allah Taala dalam al-Quran memberikan jalan keluarnya agar beliau tidak membatalkan sumpahnya dan tidak menyakiti isterinya. Q.S. Shaad :44. Begitu pula Nabi Musa AS. Pulang dari bukit Thunisia dan mendapati kaumnya sedangkan nabi Harun As.yang merupakan teman seperjuangan Nabi Musa bersama mereka , ,maka nabi Musa langsung marah kepada nabi Harun As. Kemudian melempar kitab suci taurat dan menarik nabi Harun As. Menyampaikan udzur Q.S. Thaha (92): 94.
Ketika di pahami dan mengetahui para utusan Allah Swt., yang mulia di hadapan Allah Swt.,ini, namun perbandingan sikap dan keteladanan nabi Muhammad Saw., watak perilaku di gambarkan dalam al-Qur’an sebagai penerima wahyu (al-Qur’an) yang hanif, dan bangkitnya peradaban umat manusia mulia dapat digambarkan pada sosok Nabi Muhammad saw., ketika jibril menoleh ke arah Muhammad Saw., seolah-olah jibril minta agar beliau tawadhu dan ketika beliau di lempar dengan batu sampai tubuh yang mulia ini berdarah-darah akan tetapi Rasulullah bahkan mendoakan mereka. Begitu pula ketika Rasul berhadapan dengan isteri-isterinya tidak langsung main pukul atau bahkan menceraikannya. Tetapi beliau mengambil sikap menjauhi semua istri-isterinya. Apalagi berhadapan pula dengan bersama teman seperjuangan beliau melakukan pembocoran rahasia penyerangan ke Mekkah kepada orang kafir di Mekkah, ini penghianatan besar, tetapi Rasul memaafkan karena sahabat.
Dengn demikian, umat Muhammad sebagai pengikut setia selalu taat apa yang disampaikan lewat al Quran dan Hadis Nabi Saw.,bahkan begitu banyak keistimewaan yang dimiliki umat Muhammad Saw., membuat nabi-nabi lain iri terhadapnya.Misalnya, ada hadis Nabi Saw., ynag disebutkan Bahwa Nabi Adam as berkata : “Sesungguhnya Allah telah memberikan kepada umat Muhammad empat kelebihan yang tidak diberikan kepadaku katanya,’ Apa itu Pertama,kata Nabi Adam, Taubatku hanya diterima di kota Mekkah, sementara taubat umat Muhammad diterima di sebarang tempat alias dimana saja. (QS.66 : 8) Kedua, pada mulanya aku berpakaian, tetapi ketika aku berbuat durhaka kepada-Nya, maka Allah Taala menjadikan aku telanjang, Sebaliknya dengan umat Muhammad ynsg berbuat durhaka dengan telanjang, tetapi Allah tetap memberi pakaian. Ketiga, lanjut Adam setelah akau durhaka kepada Allah, maka Dia langsung memisahkan aku dengan isteriku. Tetapi tidak untuk umat Muhammad, mereka berbuat durhaka, sementara Allah Swt., tidak memisahkan isternya. Keempat, memang benar aku pernah durhaka pada Allah di dalam surga dan aku kemudian dikeluarkan dari surga, sebaliknya umat Muhammad durhaka pada Allah, tetapi justru dimasukkan ke dalam syurga apabila mereka bertaubat kepada-Nya.
Dengan uraian sejarah melalui hadis Nabi Saw., di atas sangat lah beruntung menjadi pengikut Muhammad Saw .,memiliki panutan seluruh umat yaitu Nabi Muhammad Saw., menjadi suri tauladan kepada seluruh umat manusia, terkhusus umat Islam itu sendiri, Sebagaimana terdapat QS. Al-Ahzab : 21. Beliau menjadi teladan dalam seluruh aspek kehidupannya. Mewarnai kehidupan yang penuh kemuliaan, ketenangan, kenyamanan, kejayaaan, kebahagiaan, dan ketentraman dan sebagainya. Tidak hanya itu Nabi Muhammad Saw.,memberikan syafaat kepada seluruh umatnya yang terakhir dan yang paling pertama pada hari kiamat, kami adalah orang yang pertama masuk syurga. Sehingga menjadi mulialah ketika seorang mulia menjadikan mulia pada orang yang memuliakan dirinya dihadapan Allah Swt. Sehubungan dengan itu keteladanan Nabi Muhammd Saw., masih dijadikan panutan hingga saat ini, segala ucapan dan perilaku masih relevan dengan yang terjadi di era yang jauh moderen seperti sekarang ini. Karena risalah Islam diturunkan unuk hingga akhir zaman, sehingga generasi milineal juga disebut sebagai generasi emas, yang sangat potensial menjadi generasi bagi kebangkitan umat Islam, meskipun dalam mengelola masa muda agar memiliki karakter kuat dalam keagamaan, merupakan suatu perjuangan yang tidak mudah sehingga dalam fase kehidupan ini adalah menundukkan masa muda untuk tumbuh dalam beribadah dan menyembah kepada Allah Swt. Sesuai tujuan penciptaaan manusia itu sendiri. Dengan nilai keteladanan yang agung Rasulullah Saw.,.mulia yang bisa dicontoh genersi milenial dan bisa dipertangungjawabkan keilimiahnya.